Sungai Aare Swiss Kerap Memakan Korban, Insiden Emmeril Khan Mumtadz Bukan yang Pertama
loading...
A
A
A
JAKARTA - Emmeril Khan Mumtadz , anak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terseret arus Sungai Aare di Swiss. Insiden yang menimpa Emmeril atau yang akrab disapa Eril dilaporkan bukan yang pertama kalinya terjadi.
Faktanya, korban yang meninggal tak hanya wisatawan asing, tapi juga penduduk setempat. Dilansir dari Swissinfo.ch, Sabtu (28/5/2022), berenang di sungai dan danau memang menjadi hiburan musim panas yang populer di Swiss.
Namun, aktivitas ini bisa menjadi sangat berbahaya, terutama bagi warga asing yang belum pernah berenang di sini sebelumnya. Bahkan, jumlah kecelakaan terus meningkat setiap tahun.
Tercatat sebanyak 44 orang meninggal akibat kecelakaan saat berenang di Sungai Aare pada Agustus 2001. Jumlah itu hampir sama dengan total korban tenggelam sepanjang tahun sebelumnya. Di mana 23 meninggal di sungai, dan 12 di danau. Sisanya meninggal di kolam renang.
Swiss Life Saving Society (SLSS) sebelumnya telah memperingatkan bahwa banyak kecelakaan terjadi karena perenang mengabaikan rekomendasi keselamatan. Di sisi lain, cuaca hujan di bulan Juli juga menjadi salah satu faktor kecelakaan tersebut.
Pasalnya, saat cuaca berubah menjadi panas di akhir Juli, sungai-sungai di Swiss menjadi penuh, deras dan berbahaya. SLSS mengatakan, keselamatan perenang juga terancam karena kurangnya penjaga pantai atau sungai.
"Banyak pemerintah daerah yang kehabisan dana atau kesulitan menemukan penjaga pantai profesional dan terlatih. Banyak pemandian umum telah mengurangi jumlah penjaga pantai yang dipekerjakan," kata Direktur SLSS Daniel Frei.
Dikutip dari Thelocal, seorang warga negara Swiss berusia 29 tahun dan seorang warga Spanyol berusia 34 tahun juga menjadi korban sungai ini pada 2015. Keduanya terjatuh dari perahu karet, setelah menabrak tiang jembatan kayu ketika sedang asyik menikmati wisata arung jeram.
Kedua wanita itu tenggelam dalam waktu lama setelah rakitnya bertabrakan dengan penyangga. Kemudian, mereka diselamatkan dari sungai dengan bantuan peserta arung jeram lain dan orang yang lewat, menurut polisi wilayah setempat.
Faktanya, korban yang meninggal tak hanya wisatawan asing, tapi juga penduduk setempat. Dilansir dari Swissinfo.ch, Sabtu (28/5/2022), berenang di sungai dan danau memang menjadi hiburan musim panas yang populer di Swiss.
Namun, aktivitas ini bisa menjadi sangat berbahaya, terutama bagi warga asing yang belum pernah berenang di sini sebelumnya. Bahkan, jumlah kecelakaan terus meningkat setiap tahun.
Tercatat sebanyak 44 orang meninggal akibat kecelakaan saat berenang di Sungai Aare pada Agustus 2001. Jumlah itu hampir sama dengan total korban tenggelam sepanjang tahun sebelumnya. Di mana 23 meninggal di sungai, dan 12 di danau. Sisanya meninggal di kolam renang.
Baca Juga
Swiss Life Saving Society (SLSS) sebelumnya telah memperingatkan bahwa banyak kecelakaan terjadi karena perenang mengabaikan rekomendasi keselamatan. Di sisi lain, cuaca hujan di bulan Juli juga menjadi salah satu faktor kecelakaan tersebut.
Pasalnya, saat cuaca berubah menjadi panas di akhir Juli, sungai-sungai di Swiss menjadi penuh, deras dan berbahaya. SLSS mengatakan, keselamatan perenang juga terancam karena kurangnya penjaga pantai atau sungai.
"Banyak pemerintah daerah yang kehabisan dana atau kesulitan menemukan penjaga pantai profesional dan terlatih. Banyak pemandian umum telah mengurangi jumlah penjaga pantai yang dipekerjakan," kata Direktur SLSS Daniel Frei.
Dikutip dari Thelocal, seorang warga negara Swiss berusia 29 tahun dan seorang warga Spanyol berusia 34 tahun juga menjadi korban sungai ini pada 2015. Keduanya terjatuh dari perahu karet, setelah menabrak tiang jembatan kayu ketika sedang asyik menikmati wisata arung jeram.
Kedua wanita itu tenggelam dalam waktu lama setelah rakitnya bertabrakan dengan penyangga. Kemudian, mereka diselamatkan dari sungai dengan bantuan peserta arung jeram lain dan orang yang lewat, menurut polisi wilayah setempat.